Pipa Gas Alam Qatar-Turkiye memiliki kepentingan besar bagi stabilitas regional dan tantangan energi, Anadolu Agency melaporkan.
Pakar energi global Imraan Spaceman Minty mengatakan jaringan pipa tersebut secara teoritis dapat sejalan dengan tujuan diversifikasi energi Eropa. Namun, ia memperingatkan bahwa sangat penting untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan terhadap permintaan Eropa terhadap proyek tersebut.
Eropa telah “secara signifikan memperluas pasokan gas alamnya” melalui impor LNG dan jaringan pipa alternatif, imbuhnya. Dalam hal ini, Minty menyarankan agar fokusnya diarahkan pada peningkatan permintaan regional di Timur Tengah, di mana Arab Saudi, Iran, Irak, Suriah, dan Mesir memiliki kebutuhan energi yang meningkat karena industrialisasi dan urbanisasi.
Minty mengatakan bahwa Jaringan Pipa Gas Alam Qatar-Turkiye dapat mengatasi masalah energi dan mendorong penyelarasan regional; “dan jika Anda membingkai jaringan pipa tersebut untuk memberikan manfaat ekonomi yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat, hal itu dapat menjadi pendorong pelucutan senjata geopolitik.”
Konsep jaringan pipa gas alam antara Qatar dan Turki pertama kali dikembangkan pada tahun 2009 tetapi dibatalkan karena masalah teknis, ekonomi, dan geopolitik. Sementara Qatar ingin mendiversifikasi pasar ekspor LNG dan memperkuat kekuatannya di pasar energi, Turki sangat mementingkan proyek jaringan pipa sebagai bagian dari rencananya untuk menjadi pusat energi regional.
